Dalam rangka mengimplementasikan SK Pendirian Program Studi baru, Tadris Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah UIN Raden Mas Said Surakarta mengadakan workshop kurikulum berbasis luaran (Outcome based Education) untuk memperkokoh Kurikulum Program Studi yang sudah dirancang sebelumnya. Rangkaian kegiatan diawali dengan pembukaan dilanjutkan sambutan oleh Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah yang dalam hal ini diwakili oleh Wakil Dekan Tiga. Setelah sambutan, dilanjutkan paparan materi dan review Dokumen Kurikulum Tadris Biologi oleh Narasumber yang sesuai dengan bidang. Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan ini yaitu Prof. Dr. Paidi, M.Si. dosen Pendidikan Biologi Universitas Yogyakarta.
Materi yang banyak disampaikan oleh narasumber terkait dengan landasan hukum yang mendasari penyusunan kurikulum, tahapan penyusunan kurikulum, serta berbagai hal yang perlu diperhatikan terkait isi dari dokumen kurikulum berbasis luaran. Terkait dengan kurikulum berbasis outcome based education (OBE), Prof. Dr. Paidi, M.Si. mengutip dari Dikti bahwa OBE merupakan proses pendidikan yang terfokus pada pencapaian hasil konkrit berupa pengetahuan, kemampuan dan perilaku yang berorientasi pada hasil. Melalui kurikulum yang dirancang berbasis OBE, program studi sudah seharusnya merancang tujuan yang jelas tentang luaran yang dihasilkan di level program studi. Lebih jauh, narasumber menyampaikan bahwa harus sudah direncanakan terkait “apa yang bisa dihasilkan oleh dosen dan mahasiswa” yang di dalamnya memerlukan perencanaan matang terkait kurikulumnya. Kurikulum OBE memberi tekanan pada apa yang bisa dicapai mahasiswa setelah lulus matakuliah dan setelah lulus dari program studi.
Selain menyampaikan materi terkait penyusunan kurikulum berbasis OBE, narasumber juga memberikan review terkait dokumen kurikulum yang sudah disusun oleh tim pengembang kurikulum Tadris Biologi. Secara garis besar, Prof. Dr. Paidi, M.Si menyampaikan bahwa kurikulum yang disusun oleh Tadris Biologi sudah baik. Secara stuktur sudah lengkap sesuai dengan tuntutan dokumen kurikulum lengkap, secara sistematika penyusunan juga sudah dirancang dengan baik termasuk sudah dilengkapi dengan layout yang eye catching. Meskipun secara umum sudah baik, narasumber menyebutkan bahwa ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Pertama terkait visi keilmuwan prodi perlu diubah menjadi visi keilmuwan bukan visi lembaga. Kedua, dalam merumuskan profil lulusan perlu ditambahkan dengan “calon” di setiap awalan profil lulusan. Ketiga, bagaimana kedudukan SCPL dalam kurikulum Tadris Biologi, apakah akan tetap menggunakan SCPL atau diubah cukup dengan CPL saja sesuai dengan SN-Dikti. Kelima atau masukan terakhir yang disampaikan narasumber adalah terkait dengan kurikulum merdeka. Perlunya mengkaji kembali matakuliah-matakuliah yang akan ditawarkan untuk merdeka belajar. Narasumber menyarankan untuk membuat matakuliah dengan nama yang sesuai dengan kurikulum prodi bukan sesuai dengan matakuliah di prodi lain. Tahapan terkakhir dari kegiatan workshop kurikulum ini adalah sesi tanya jawab masukan saran dari tamu undangan. Tamu undangan yang dilibatkan dalam workshop ini antaralain stakeholder yang terdiri dari pegawai Kemenag Klaten, Kepala sekolah, dan Guru Biologi SMA/ MA dari beberapa sekolah di Sukoharjo dan sekitarnya. Pertanyaan dan masukan yang disampaikan oleh tamu undangan dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk memperbaiki dokumen kurikulum Tadris Biologi.
