Bg

Berita - IAIN Surakarta

PENGEMBANGAN SISWA DI MADRASAH : BEBERAPA USULAN

26 September 2020
Oleh: Muhammad Munadi

Pengantar

Kajian tentang siswa, dan kesiswaan di Madrasah harus melihat sisi sosiologis dan psikologis masyarakatnya. Untuk itu diperlukan gambaran seperti yang diungkap (Munadi, 2016)  dari novel Negeri 5 Menara tentang kondisi Umat Islam dan  lembaga pendidikan.

……”Beberapa orang tua menyekolahkan anak ke sekolah agama karena tidak cukup uang. Ongkos untuk masuk madrasah lebih murah…”  ……. Tapi lebih banyak lagi yang mengirim anak ke sekolah agama karena nilai anak-anak mereka tidak cukup untuk masuk SMP dan SMA…” Akibatnya, madrasah menjadi tempat murid warga kelas dua, sisa-sisa… coba wang bayangkan bagaimana kualitas para buya, ustadz dan da’i tamatan madrasah kita nanti. Bagaimana mereka akan bisa memimpin umat yang semakin pandai dan kritis? Bagaimana nasib umat Islam nanti?” ……….. Amak  ingin memberikan anak yang terbaik untuk kepentingan agama. Ini tugas mulia untuk akhirat.”

Kutipan di atas semestinya menyadarkan umat Islam bahwa akar utama persoalan mutu madrasah dan sekolah agama di Indonesia terletak pada mentalitas umat Islam sendiri. Hal tersebut menunjukkan realitas konkret yang terjadi di madrasah dan sekolah agama lainnya bahwa kalau ini akan terus berjalan terus berarti melemahkan upaya-upaya peningkatan mutu dari semua jenjang, jalur, dan jenis pendidikan madrasah dari pra-madrasah, MI, MTs, MA, maupun MAK.  

Berangkat realitas tersebut, pengelola madrasah termasuk Direktorat KSKK harus benar-benar secara serius ber-“jihad” dalam peningkatan mutu madrasah sesuai tugas pokok dan fungsinya terutama dalam pembenahan mutu siswanya. Ketika mutu siswa terpenuhi di atas standar nasional maka mutu secara keseluruhan madrasah akan terangkat.

Keterpaduan Peningkatan Mutu Kesiswaan : Titik Awal

Siswa memiliki 6 dimensi, yaitu fisik, intelektual, psikis, sosial, mental serta  spiritual. Keenam sisi tersebut harus tergarap secara terpadu oleh madrasah agar tidak memunculkan masalah di kemudian hari. Keterpaduannya harus melibatkan semua komponen, seperti gambar di bawah ini.

Gambar di atas menunjukkan bahwa perkembangan optimum peserta didik di lakukan secara bersama antara komponen manajemen, kurikulum, dan bimbingan konseling. Personalianya bisa meliputi kepala madrasah bagian kesiswaan, guru bimbingan konseling, guru pembina OSIS/guru berprestasi serta  kepala seksi kesiswaan pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten dan Provinsi.

Pengembangan Kesiswaan : Hulu – Hilir

Kesiswaan dan Siswa dalam pengelolaannya harus mendasarkan pada hulu hilirnya. Hal itu mendasarkan pada pendapat (Munadi, 2020) bahwa dalam pengelolaan siswa harus mendasarkan pada pola rumus berikut ini:

SD=SA+SS

SD: Student Development

SA: Student Affairs

SS: Student Services

Madrasah dan komponen birorasinya (Direktorat KSKK, Kepala Bidang dan Kepala Seksi Madrasah) semestinya mengacu pada formulasi di atas. Perkembangan siswa harus ada kesatuan antara urusan kesiswaan dan layanan kesiswaan. Urusan kesiswaan berkait sumber daya manusia yang mengelola kegiatan kesiswaan yang meliputi kepala madrasah bagian kesiswaan, guru bimbingan konseling, guru pembina Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM), guru berprestasi serta  kepala seksi kesiswaan pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten dan Provinsi. Personalia tersebut harus memikirkan pegelolaan kesiswaan dari aspek planning, organizing, actuating,  dan controlling (kebijakan, program, kegiatan serta anggarannya). Lahan garapnya 7 dimensi siswa yang meliputi: fisik, intelektual, psikis, sosial, mental,  spiritual, serta ketrampilan.

Kegiatan Kesiswaan

Bidang Kesiswaan kadang dilihat sebelah mata oleh beberapa komponen pendidikan. Hal ini bisa dikatakan wajar karena bidang ini tidak dianggap memiliki “gengsi” dibandingkan bidang lain pada ranah pendidikan. Untuk memacu semangat dalam pengelolaan bidang ini perlu merujuk pernyataan Anies Rasyid Baswedan (2016) bahwa IP yang tinggi hanya mengantar akan anda ke panggilan wawancara, tetapi kepemimpinan yang didapatkan selama kuliah akan meraih kecemerlangan di masa depan. Hal itu dikarenakan ketika seorang anak ketika belajar bisa memiliki peran yang banyak dan multi tasking maka akan bisa menjadikan kesuksesan setelah lulus sekolah/kuliah. Seseorang tidak hanya aktif  belajar di kelas tetapi juga aktif di kegiatan kesiswaan atau keSiswaan. Beberapa riset menunjukkannya.

Riset Sindhu (Sidhu, 2019), (Mtika, 2019) dan pendapat Sindhu (Sindhu, 2019) menunjukkan bahwa keterampilan yang secara efektif (seperti: kolaborasi, kreativitas, komunikasi, kewirausahaan, kedisiplinan, ketahanan diri, ketabahan dan kegigihan, keberanian, keuletan, persahabatan, sportivitas, kemampuan beradaptasi, rasa ingin tahu, pemecahan masalah dalam tindakan membangun jaringan, memahami kekuatan dan kelemahan diri, kepercayaan diri, kerja tim serta kepemimpinan).  Ketrampilan ini diprediksi diperlukan abad ke-21. Selain itu kegiatan ekstra kurikuler memungkinkan siswa untuk rileks, meremajakan pengetahuan, bergaul dan selalu tersenyum. Penelitian lain ditemukan (Wilson, 2009) bahwa siswa yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler umumnya mendapat manfaat berupa bersekolah lebih teratur, dan memiliki konsep diri yang lebih tinggi. Peserta dalam kegiatan ekstrakurikuler di luar sekolah sering mempelajari keterampilan seperti kerja tim dan kepemimpinan sambil mengurangi kemungkinan penggunaan alkohol dan penggunaan narkoba serta perilaku bermasalah terkait.

Secara umum kegiatan kesiswaan-ekstrakurikuler bisa bersifat rutin dan bersifat lomba/festival. Kegiatan lomba/festival, terdapat survei kecil dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 1. Perbandingan Kegiatan Festival dan Lomba Kesiswaan Dua Kementerian

Kegiatan

Kemendikbud

Kemenag

Penelitian

Olimpiade Penelitian Siswa Indonesia

Madrasah Young Researchers Super Camps

Sain

Olimpiade Sains Nasional

Kompetisi Sains Madrasah

Olahraga

Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN)

Data Belum ada

Debat Bahasa Inggris

National Schools Debating Championship (NSDC)

Data Belum ada

Debat Bahasa Indonesia

Lomba Debat Bahasa Indonesia (LDBI)

Data Belum ada

Kepemimpinan

Kawah Kepemimpinan Pelajar

Data Belum ada

Karakter

Kemah Penguatan Pendidikan Karakter

Data Belum ada

Seni

Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional (FLSN)

Data Belum ada

Literasi

Festival Literasi Nasional

Data Belum ada

Inovasi dan Kewirausahaan

Festival Inovasi dan Kewirausahaan Siswa Indonesia

Data Belum ada

Data tersebut menunjukkan Kementerian Agama harus lebih memvariasikan lomba/festival minimal hampir sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Hal ini bisa saja tidak diperlukan ketika Kemendikbud memberikan kesempatan yang sama kepada siswa Madrasah untuk ikut lomba dan festival tersebut.

Untuk kegiatan kesiswaan bersifat rutin bisa merujuk  table berikut.

Tabel 2. Kegiatan Ekstrakuler Sesuai Jenjang Madrasah

No

Kebutuhan Ekspresi dan Eksplorasi

Bentuk Kegiatan

Jenjang Madrasah

1

Keagamaan

Kerohanian Islam

RA, MI, MTs, MA, MAK

2

Kepemimpinan dan Manajemen

OSIM

MTs, MA, MAK

3

Penalaran dan Keilmuan

Jurnalistik, Broadcasting, Penelitian

MI, MTs, MA, MAK

4

Seni

Teater, Lukis, Musik Klasik – Kontemporer, Qiro’ah, Tari

RA, MI, MTs, MA, MAK

5

Olahraga

Semua Cabang Olah Raga

RA, MI, MTs, MA, MAK

6

Khusus

Pramuka

MI, MTs, MA, MAK

7

Khusus

Pecinta Alam, Kelompok Sukarela PMI, Polisi Keamanan Madrasah

MI, MTs, MA, MAK

7

Wirausaha

Koperasi Siswa

MI, MTs, MA, MAK

Pengembangan kegiatan kesiswaan di madrasah dapat merujuk gambar Darling-Hammond, Flook, Cook-Harvey, Barron, & Osher (Darling-Hammond, Flook, Cook-Harvey, Barron, & Osher, 2020) berikut.

Gambar 1. Pengembangan Siswa secara Menyeluruh

Gambar di atas menunjukkan bahwa pengembangan siswa dalam semua dimensi harus ada integrasi komponen yang ada. Komponen tersebut ada 4 yaitu komponen pengembangan sosial dan emosional, strategi instruksional produktif, dukungan lingkungan serta dukungan system. Kesemunya harus saling terintegrasi sehingga siswa dapat berkembangan sesuai dengan potensi dan dimensi yang dimiilikinya. Gambar tersebut bisa dikonversikan dalam pemenuhan dan penyaluran kebutuhan jasmani, rohani, mental, spiritual dan sosial siswa dapat dibuat tabel sebagai berikut.

Tabel 3. Konversi Pemenuhan Kebutuhan Siswa

No

Kebutuhan Dasar

Cara Pemenuhan

Jenis

Kebutuhan Ekspresi dan Eksplorasi

Bentuk Kegiatan

1

Finansial

Beasiswa

Pemberian santunan musibah

2

Fisik

Sarana olah raga

Atletik

Olahraga

Semua Cabang Olah Raga

 

Volunteer and Service-Related Activities

Khusus

Pecinta Alam, Pramuka, Polisi Keamanan Madrasah, Korps Sukarela PMI

3

Kesehatan

Klinik,

Unit Kesehatan Madrasah

4

Psikis

Layanan Bimbingan Konseling

5

Rohani/Spiritual

Volunteer and Service-Related Activities

Keagamaan

Kerohanian Islam

6

Mental

Student Government

Kepemimpinan dan Manajemen

OSIM, Latihan Ketrampilan Kepemimpin dan  Manajemen Siswa

Academic and Professional Organization

Penalaran dan Keilmuan

Jurnalistik, Penelitian

Wirausaha

Koperasi Siswa

 

The Arts

Seni

Teater, Musik Klasik – Kontemporer, Qiro’ah, Tari

7

Ketrampilan

   

Jurnalistik, Broadcasting

Radio, Pers Siswa,

Kesemua kegiatan pengembangan siswa dan kesiswaan yang bersifat lomba/festival serta pengembangan rutin bisa berjalan dengan baik ketika dipenuhi semua fasilitas ekstrakurikuler yang memadai (gedung sekretariat organisasi siswa, lapangan semua cabang olah raga, aula untuk kegiatan sosial, dll.) mutlak tersedia di sekolah.  Disamping itu diperlukan personel layanan ekstrakurikuler (pembimbing, pndamping dan pelatih) yang memadai harus dikerahkan ke sekolah untuk memastikan partisipasi aktif siswa  (Suleiman, Hanafi, & Muhajir, 2019). Siswa yang aktif berpartisipasi kegiatan ekstra kurikuler bermuara pada peningkatan prestasi akademik dan non akademik memerlukan juga dukungan dari teman sebaya, dukungan orang tua dan seluruh stakeholder madrasah (Rees, 2008).

Paparan tersebut menunjukkan bahwa pengembangan mutu madrasah harus berbasis pada kebutuhan siswa dengan persyaratan adanya komitmen dan kerjasama terintegrasi antar stakeholder madrasah, kebijakan – program – kegiatan serta anggarn madrasah.

Semoga bermanfaat.

Referensi

Anies Baswedan alumni UGM yang berani masuk UI – INSPIRATALK (2016). [Motion Picture]. Retrieved August 28, 2020, from https://www.youtube.com/watch?v=4oEROujLVnI

Craft, S. W. (2012). The Impact of Extracurricular Activities on Student Achievement at the High School Level. The University of Southern Mississippi, the Graduate School. Retrieved from https://aquila.usm.edu/dissertations/543

Darling-Hammond, L., Flook, L., Cook-Harvey, C., Barron, B., & Osher, a. D. (2020). Implications for educational practice of the science of learning and development. Applied Developmental Science, 24(2), 97-140. doi:10.1080/10888691.2018.1537791

Mtika, P. (2019, September 13). High School Students’ Perspectives of Participating in a STEM-Related Extracurricular Programme. Front. Educ. doi:https://doi.org/10.3389/feduc.2019.00100

Munadi, M. (2016, January 07). Integrasi Islam dan Ilmu Dalam Praktek di Lembaga Pendidikan. i-. Jakarta: Kencana Prenada Media. Retrieved August 28, 2020, from https://iain-surakarta.ac.id/integrasi-islam-dan-ilmu-dalam-praktek-di-lembaga-pendidikan/

Munadi, M. (2020). Manajemen Pendidikan Tinggi di Era Revolusi Industri. Jakarta: Kencana Prenada Media. Retrieved August 28, 2020, from https://books.google.co.id/books?id=1pLyDwAAQBAJ&pg=PR3&lpg=PR3&dq=muhammad+munadi+dan+manajemen+pendidikan+tinggi+di+era+
revolusi+industri+4.0&source=bl&ots=6SD09VGBL4&sig=ACfU3U3FspXIS5SEXYj-iJGNinXRTGUbcQ&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwja2oKht7zrAhVCXn0KHTP3Dzg

Rees, l. G. (2008). The Effects of Participation in Extracurricular Activities On Academic Performance in Secondary School Student. Retrieved from https://epublications.regis.edu/theses/20

Sindhu, J. (2019, April 23). Stop making extra-curricular activities, extra. The Jakarta Post. Retrieved from https://www.thejakartapost.com/academia/2019/04/23/stop-making-extra-curricular-activities-extra.html

Suleiman, Y., Hanafi, Z. B., & Taslikhan, a. M. (2016, March-April). Modelling the Nexus between Students’ Personnel Services and Academic Achievement in Secondary Schools: A Partial Least Square (PLS) Approach. International Journal of Advances in Management and Economics (IJAME), 05 (02). Retrieved 08 27, 2020, from https://www.managementjournal.info/index.php/IJAME/article/view/107

Suleiman, Y., Hanafi, Z., & Muhajir, a. T. (2019, July). Influence of Extracurricular Services on Students’ Academic Achievement in Secondary Schools in Kwara State: A Qualitative Approach. 1(2). doi:10.23917/ijolae.v1i2.7766

Wilson, N. L. (2009). Impact of Extracurricular Activities on Students. University of Wisconsin-Stout . Retrieved from https://www2.uwstout.edu/content/lib/thesis/2009/2009wilsonn.pdf