Dosen FIT UIN Raden Mas Said Surakarta pada 23 Mei 2023 telah melaksanakan pelatihan pembelajaran berbasis Computational Thinking. Pelatihan ini ditujukan kepada guru di MI Al Ma’arif Doyo Cepe, Klaten. Dalam menghadapi era digital yang terus berkembang, MI Al Ma’arif Doyo Ceper di Klaten menyadari pentingnya membekali guru-guru dengan keterampilan yang relevan. Untuk itu, mereka mengadakan pelatihan pembelajaran berbasis computational thinking. Acara ini bertujuan untuk memperkenalkan metode pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan problem solving siswa. Pelatihan dimulai dengan pemaparan konsep dasar computational thinking oleh fasilitator yang berpengalaman. Ia menjelaskan empat elemen kunci: decomposition, pattern recognition, abstraction, dan algorithm design. 1. Decomposition: Memecah masalah besar menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dan lebih mudah dikelola. 2. Pattern Recognition: Mencari pola atau kesamaan dalam masalah yang dihadapi untuk membantu menemukan solusi. 3. Abstraction: Mengidentifikasi elemen penting dari masalah dan mengabaikan detail yang tidak relevan untuk menyederhanakan proses pemecahan masalah. 4. Algorithm Design: Mengembangkan langkah-langkah atau instruksi yang jelas dan logis untuk menyelesaikan masalah. Keterampilan ini tidak hanya berguna dalam konteks pemrograman, tetapi juga dapat diterapkan dalam berbagai bidang dan situasi sehari-hari untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan kreativitas. Para guru diajak untuk memahami bagaimana konsep ini dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas, bukan hanya dalam konteks pemrograman, tetapi juga dalam berbagai mata pelajaran. Selama sesi praktis, peserta dibagi menjadi kelompok kecil untuk melakukan berbagai aktivitas. Mereka diberi tantangan untuk merancang rencana pembelajaran yang mengintegrasikan elemen-elemen computational thinking. Dengan penuh antusias, guru-guru berdiskusi dan saling berbagi ide, menciptakan metode inovatif yang sesuai dengan karakteristik siswa di MI Al Ma’arif. Salah satu momen menarik terjadi ketika para guru mencoba mengimplementasikan permainan edukatif yang mengajarkan logika dan pemecahan masalah. Keceriaan dan semangat belajar tampak jelas di wajah mereka, menunjukkan bahwa mereka tidak hanya menerima materi, tetapi juga merasakan pengalaman belajar yang menyenangkan. Dengan pengetahuan baru ini, mereka berkomitmen untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih interaktif dan menyenangkan bagi siswa, sehingga mampu membekali mereka dengan keterampilan abad ke-21. Dengan demikian, pelatihan ini tidak hanya memperkaya kompetensi guru, tetapi juga menjadi langkah awal dalam membangun generasi muda yang siap menghadapi tantangan di masa depan dengan kemampuan berpikir kritis dan kreatif. MI Al Ma’arif Doyo Ceper kini siap melangkah ke era pendidikan yang lebih modern dan relevan. |