Sukoharjo – Kamis (12 /12), Kegiatan Seminar dengan Tema : “ KENAKALAN ANAK DAN PENANGANNYA PERSPEKTIF PSIKOLOGI” ini merupakan kerjasama PGMI IAIN Surakarta dengan MI se-Kecamatan Gatak Sukoharjo dalam bentuk pembinaan terkait problematika pendidikan di tingkat dunia anak-anak yang lebih khusus adalah di tingkat Madrasah Ibtidaiyah. Pembicara dalam seminar tersebut adalah : Dr. Syamsul Huda Rohmadi, M.Ag ( Ketua Prodi PGMI FIT IAIN Surakarta). Kegiatan yang dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2019 di MIM Program Khusus (PK) Blimbing Gatak, dihadiri lebih kurang 60 guru MI se-Kecamatan Gatak Sukoharjo yang berasal dari: MI GUPPI Wironanggan, MIM Sraten, MIM Trangsan, MIM Luwang, MIM Klaseman, MIM Mayang dan MIM PK Blimbing.
Kegiatan yang dilaksanakan bersama para guru KKG MI Se-Kecamatan Gatak Sukoharjo ini diketuai oleh Wahyudi, S.Pd.I. Dalam sambuatannya, beliau memberi motivasi kepada para guru untuk selalu menjadi guru yang profesional dalam menangani siswa-siswa yang berada di MI masing-masing karena tantangan sekarang ini lebih berat. Selanjutnya beliau memberikan sedikit informasi tentang ke-organisasian KKG MI di Gatak Sukoharjo.
Dilanjutkan dengan acara Seminar, Bapak Syamsul menyampaikan terkait kenakalan anak, untuk mengenal karakteristik anak terlebih dahulu, tentang perkembangan anak baik secara fisik maupun psikis. Karena untuk mencari solusinya adalah harus mengenal anak secara psikologis. Menurut pembicara istilah “ken-akal-an” terkadang salah pandang orang yang sudah dewasa ( guru) ketika melihat anak yang penuh dengan imajinasi dan penuh dengan gerak motoriknya. Maka perlunya pendekatan secara persuasif ( sedini ) mungkin untuk menanganinya dengan kegiatan yang positif. Lebih lanjut pembicara mengatakan perlunya keseimbangan antara “reward’ dan “punishment”, karena terkadang guru lebih memberikan tindakan dalam bentuk “punishment” daripada “reward” sehingga mengakibatkan pendidikan yang tidak imbang. Terkadang “ken-akal-an” anak adalah dari anak yang mempunyai kemampuan dan potensi yang di atas rata-rata siswa dan ini perlunya pengamatan dan pendekatan yang lebih intens supaya tidak terjadi kesalahan dalam penanganan pendidikan bagi siswa yang mempunyai potensi yang lebih. Kenakalan dikatakan kenakalan ada beberapa tingkatan : kenakalan yang normal, kenakalan menengah , kenakalan yang serius. Yang kesemuanya kenakalan adalah bersifat yang melakukan secara individu atau keompok melanggar norma-norma yang sudah disepakati bersama.
Selanjutnya dilakukan sesi tanya jawab, ada peserta yang bertanya solusi anak yang suka marah-marah bahkan berani kepada gurunya. Maka perlunya pendekatan peran seorang guru kelas pada waktu yang tepat dengan mendampingi secara kontinyu dengan memanggil pada waktu yang tepat, sekaligus perlunya komunikasi dengan orangtua karena pendidikan adalah berkelanjutan dan kerjasama antara orangtua dengan guru di Madrasah sebagai ujud perhatian terhadap siswa. Kegiatan seminar diakhiri dengan do’a bersama.
Sumber : Syamsul Huda R (PGMI)